Tesis ini mengkaji penghayatan spiritualitas servant leadeship dalam pelayanan dan pekerjaan kaum awam dengan studi kasus terhadap para anggota Dewan Pastoral Paroki (DPP) St. Petrus Kanisius Tayan dan St. Fransiskus Xaverius Meliau-Kalimantan Barat. Kajian tersebut secara teologis dielaborasi dengan Dekrit Apostolicam Actuositatem. Penelitian ini bertujuan untuk pertama menganalisis penghayatan dan pekerjaan mereka: kedua, mengelaborasi persamaan dan perbedaan penghayatan spiritualitas servant leadership oleh anggota DPP kedua paroki dalam perspektif dokumen Apostolicam Actuositatem; dan ketiga mengusung spiritualitas servant leadership agar dihayati oleh kaum awam Katolik dalam pelayanan maupun pekerjaan pribadi mereka, khususnya kaum awam yang memiliki tanggung jawab pelayanan pastoral dan profesi yang tinggi. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi literatur. Data dihimpun dari koding hasil wawancara, buku-buku dan artikel-artikel jurnal. Penelitian ini menemukan bahwa kedua DPP menghayati servant leadership sebagai kepemimpinan pastoral yang menekankan keterbukaan dalam mendengarkan, kepedulian dalam menyembuhkan, kebersamaan dalam berjalan bersama, serta sikap inklusif dalam dialog dan kaderisasi, sejalan dengan semangat kerasulan awam menurut Dekrit Apostolicam Actuositatem. Perbedaannya terletak pada penekanan aspek tertentu, dimana DPP St. Petrus Kanisius Tayan lebih menonjolkan keseimbangan antara kepentingan pribadi dan komunal dalam semangat kebersamaan, sedangkan DPP St. Fransiskus Xaverius Meliau lebih menitikberatkan pengembangan talenta dan keteladanan dalam pelayanan. Secara keseluruhan penghayatan servant leadership di kedua DPP selaras dengan panggilan kerasulan awam dalam partisipatif aktif atas tri tugas Kristus, semangat kasih dan solidaritas, serta peran transformatif dalam Gereja dan masyarakat.