Perikop Matius 9:9-13 yang memuat kisah panggilan Matius menjadi salah satu murid Yesus mengandung bermacam-macam makna teologis. Peristiwa Yesus memanggil seorang pemungut cukai yang dianggap berdosa oleh masyarakat Yahudi pada masa itu menimbulkan pertanyaan mendasar tentang arti panggilan. Banyak cara atau pendekatan yang dapat dipakai dalam memahami makna panggilan Yesus terhadap Matius ini. Tesis ini memahami panggilan Matius menggunakan pendekatan Hermeneutika filosofis Hans-Georg Gadamer. Penelitian ini bertujuan menggali pemahaman baru tentang ajakan 'Ikutlah Aku' dalam konteks historis dan relevansinya dalam kehidupan zaman ini. Hermeneutika Gadamer, dengan penekanannya pada konsep 'cakrawala' pembaca dan teks, serta peleburan cakrawala atau Fusi Horizon menawarkan kerangka kerja yang relevan untuk memahami bagaimana makna teks Mat 9:9-13 dapat dipahami secara baru dalam konteks panggilan Gereja di Indonesia dan panggilan kemuridan bagi Religisu Kongregasi Pasionis saat ini. Dengan demikian, pahaman yang baru ini dapat diimplikasi secara teologis dan etis untuk masa kini dengan mempertimbangkan bagaimana tindakan Yesus yang melampaui batas-batas sosial dapat menjadi panggilan bagi pengikut Kristus masa kini untuk merangkul semua orang tanpa terkecuali dengan cinta dan belas kasihan. Metode yang digunakan dalam tesis ini ialah kualitatif yang berfokus pada analisis teks Injil Matius 9:9-13 dan hermeneutika Hans-Georg Gadamer.