Tema yang dibahas dalam skripsi ini adalah 'Wahyu Kepada Jemaat di Smirna' sebagai respon terhadap janji Tuhan mengenai siapa yang setia sampai mati, Tuhan akan mengaruniakan kepadanya mahkota kehidupan. Metode yang yang digunakan dalam pendalaman skripsi ini adalah metode eksegese yang terdiri dari beberapa analisis, yaitu, analisis konteks sejarah, analisis literer, analisis tafsiran, dan refleksi teologis (pesan teologis dan relevansi). Perikop ini menampilkan Jemaat Smirna sebagai jemaat yang mampu bertahan dalam iman, meskipun menerima berbagai tantangan yang berat dan penolakan dari banyak kelompok. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menggali nilai-nilai teologis yang terkandung dalam Wahyu 2:8-11, terutama menyangkut keteguhan dalam iman, bertekun dalam doa dan ajaran, serta janji Tuhan untuk menerima mahkota kehidupan bagi mereka yang mampu bertahan sampai akhir. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa relasi yang akrab dengan Tuhan dan kesetiaan dalam mengamalkan perintah-Nya, sekaligus menjadi model spiritualitas dan keteguhan iman yang relevan untuk umat beriman masa kini. Refleksi teologis yang muncul dari perikop ini menekankan bahwa iman yang besar dan teguh akan diperhadapkan dengan begitu banyak persoalan dianiaya dan tidak diterima dalam masyarakat karena menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Sikap Jemaat Smirna menjadi teladan bagaimana iman, keteguhan, dan kesetiaan seharusnya berakar dan dipertahankan dengan kesungguhan hati.