Skripsi ini membahas ajaran filsuf Tiongkok kuno, Mozi, khususnya konsep cinta universal (jian’ai) yang menjadi pusat etika Mohisme. Melalui pendekatan kualitatif dan studi pustaka, penelitian ini mengeksplorasi makna, tujuan, serta kontribusi ajaran cinta universal terhadap tatanan sosial dan moral di zaman Mozi. Penelitian ini juga menganalisis relevansi cinta universal dalam konteks dunia modern yang penuh dengan konflik, diskriminasi, dan krisis solidaritas. Hasil kajian menunjukkan bahwa ajaran Mozi tentang cinta universal menekankan pentingnya mencintai semua orang secara merata tanpa diskriminasi sebagai dasar kehidupan sosial yang damai, adil, dan bermoral. Gagasan ini menawarkan alternatif etika yang kuat terhadap kecenderungan egoisme, nepotisme, dan kekerasan sosial yang masih marak saat ini. Dengan demikian, nilai-nilai cinta universal Mozi memiliki signifikansi filosofis dan praktis dalam membangun masyarakat yang lebih manusiawi.