Penelitian ini menganalisis Rut 2:1-23 melalui pendekatan eksegetis dan refleksi teologis untuk mengungkap makna pemeliharaan Tuhan, kasih setia (ḥesed), dan konsep penebusan (go'el) dalam kisah Rut. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksegetis dan analisis naratif guna memahami konteks sosial, budaya, serta pesan teologis yang terkandung dalam perikop ini. Dalam narasi, Rut seorang Perempuan Moab yang mengalami penderitaan sebagai janda, menunjukkan iman yang teguh dan ketekunan dalam menghadapi tantangan hidup, sedangkan Boas digambarkan sebagai figur penebus yang penuh belas kasihan, yang memberikan perlindungan serta memastikan kesejahteraan Rut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeliharaan Tuhan dinyatakan melalui tindakan nyata manusia, seperti yang terlihat dalam sikap Boas terhadap Rut. Hal ini menegaskan bahwa Tuhan bekerja tidak hanya melalui peristiwa luar biasa, tetapi juga melalui kehidupan sehari-hari. Selain itu, kisah ini memiliki implikasi teologis terhadap perjuangan kesetaraan gender, keadilan sosial, dan kesejahteraan umum, di mana Rut, sebagai perempuan asing yang rentan, tetap diterima dan dihormati dalam komunitas Israel. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Rut 2:1-23 relevan bagi umat Kristiani dalam menanggapi pemeliharaan Tuhan dengan sikap percaya, bekerja keras, dan menjadi alat kasih serta keadilan di tengah dunia. Konsep penebusan (go'el) dalam diri Boas juga menjadi gambaran tentang karya Kristus sebagai Penebus yang menyelamatkan umat manusia. Dengan demikian, kisah ini tidak hanya berbicara tentang pemeliharaan Tuhan dalam kehidupan individu, tetapi juga tentang panggilan Gereja untuk membangun masyarakat yang lebih adil, peduli, dan penuh kasih.