Indonesia memiliki keanekaragaman budaya. Setiap budaya memiliki nilai filosofis yang menjadi pedoman dalam berperilaku antara anggota komunitas. Kebudayaan juga menjaga keharmonisan sosial dan memperkuat solidaritas antara anggota komunitas. Manggarai merupakan salah satu daerah yang memiliki aneka ragam budaya yang diwariskan turun-temurun. Semua ritual adat orang Manggarai menggunakan simbol. Selain itu, seluruh tatanan kehidupan orang Manggarai diramu dalam simbol-simbol, baik dalam hubungan antara sesama manusia, dengan alam maupun dengan dunia adikodrati. Teing Tinu merupakan simbol ungkapan syukur masyarakat Manggarai kepada orang tua. Skripsi ini membahas 'Teing Tinu Sebagai Simbol Ungkapan Syukur Masyarakat Manggarai Kepada Orang Tua dalam Terang Teori Simbol Mircea Eliade'. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan data kualitatif. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode fenomenologi, studi pustaka dan wawancara. Penulis mengumpulkan dan mempelajari berbagai buku dan jurnal ilmiah yang berkaitan dengan budaya Manggarai khususnya Teing Tinu dan teori simbol Mircea Eliade. Di samping itu, penulis juga menggunakan metode wawancara untuk menggali pengalaman orang Manggarai dalam menjalankan tradisi Teing Tinu. Alasan penulis menggunakan metode ini ialah karena terbatasnya sumber tulisan tentang Teing Tinu. Penelitian ini menemukan bahwa tradisi Teing Tinu mengandung beberapa nilai yang sejalan dengan teori simbol Mircea Eliade. Nilai-nilai itu ialah; nilai rekonsiliasi, nilai spiritual, nilai tanggung jawab, nilai persaudaraan, dan nilai medis. Nilai-nilai ini menjadi tameng dalam melawan pengaruh negatif dari globalisasi.