Demokrasi bukan hanya sistem politik, tetapi juga merupakan proses dinamis yang menuntut pelembagaan nilai-nilai demokratis secara konsisten dan berkelanjutan dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Larry Diamond, salah satu tokoh terkemuka dalam studi demokrasi, menekankan bahwa konsolidasi demokrasi adalah tahap penting yang harus dilalui setelah terjadinya transisi dari rezim otoriter menuju sistem demokratis. Proses konsolidasi mencakup penguatan institusi politik, penegakan supremasi hukum, tumbuhnya budaya politik yang demokratis, serta keterlibatan aktif masyarakat sipil yang kritis dan berperan sebagai pengawas kekuasaan secara terus menerus dan independen. Dalam konteks Indonesia pascareformasi, walaupun telah berhasil melakukan transisi demokrasi, berbagai tantangan struktural dan kultural masih menghambat konsolidasi secara utuh. Fenomena politik transaksional elit menjadi hambatan serius dalam mewujudkan demokrasi yang substantif dan inklusif di semua tingkatan pemerintahan. Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan pemikiran Larry Diamond tentang konsolidasi demokrasi serta mengkaji relevansinya dengan kondisi demokrasi Indonesia saat ini. Dengan pendekatan analisis kritis dan komprehensif, tulisan ini juga menawarkan sejumlah langkah strategis untuk memperkuat demokrasi, baik secara institusional maupun kultural, termasuk reformasi kebijakan dan peningkatan partisipasi masyarakat yang berkelanjutan dan bermakna.Harapannya, kajian ini dapat memberikan kontribusi akademis dalam pengembangan diskursus demokrasi di Indonesia serta mendorong kesadaran kolektif akan pentingnya konsolidasi sebagai fondasi demokrasi.