Fokus dalam penulisan skripsi ini membahas dinamika politik lokal di Manggarai Barat dengan menggunakan kerangka teori tata kelola sumber daya bersama (common-pool resources) yang dikembangkan oleh Elinor Ostrom. Ostrom menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menciptakan aturan kolektif, membangun kelembagaan lokal, serta menciptakan mekanisme pengawasan dan sanksi internal sebagai bentuk tata kelola alternatif terhadap pendekatan negara atau pasar. Dalam konteks Manggarai Barat, praktik politik lokal kerap menunjukkan ketimpangan akses terhadap sumber daya alam, dominasi elite politik, serta lemahnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana prinsip-prinsip Ostrom dapat diterapkan dalam realitas politik lokal di daerah Manggarai Barat. Sejatinya bahwa penerapan prinsip-prinsip Ostrom juga, terutama dalam bentuk lembaga adat dan forum musyawarah lokal telah lama hidup di tengah masyarakat Manggarai Barat. Akan tetapi, keberlanjutannya seringkali terhambat oleh intervensi politik, lemahnya kapasitas kelembagaan lokal, serta belum adanya integrasi formal antara sistem pemerintahan dan struktur sosial tradisional. Sebab, untuk menciptakan tata kelola politik lokal yang berkelanjutan dan inklusif, dibutuhkan pengakuan terhadap kelembagaan lokal serta dorongan bagi partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik. Tulisan ini dikerjakan dengan menggunakan metode kepustakaan. Sumber kepustakaan ini dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif.