Record Detail
Advanced SearchText
Membangun Masyarakat Bersahabat di Indonesia (Tinjauan filsafat sosial menurut Adam Smith)
Studi ini berfokus pada diskursus Membangun Masyarakat Bersahabat di Indonesia (Tinjauan Filsafat Sosial Menurut Adam Smith). Bagi Adam Smith, untuk menciptakan suatu masyarakat yang harmonis dan sejahtera diperlukan tanggung jawab setiap orang. Artinya bahwa untuk membangun suatu lingkungan yang ramah bagi semua orang, diperlukan kepekaan dan perhatian setiap orang di dalamnya. Smith melihat bahwa menciptakan masyarakat bersahabat berarti menumbuhkan dan membiarkan perasaan simpati berkembang dalam diri semua orang. Dengan simpati, masyarakat dapat membangun hubungan yang berdasarkan keadilan, kepercayaan, dan moralitas, yang pada akhirnya menciptakan kehidupan bersama yang harmonis dan saling mendukung. Menurut Adam Smith, manusia tidak hanya seharusnya merayakan keberhasilan orang lain, tetapi juga merasakan simpati dan berbagi kesedihan dengan mereka yang sedang mengalami penderitaan. Selain simpati, unsur lain untuk menciptakan masyarakat bersahabat bagi Smith ialah prinsip penonton tidak bepihak. Penonton tak berpihak adalah semacam suara hati atau standar moral internal yang membantu seseorang menilai apakah tindakannya adil dan pantas. Konsep ini berhubungan dengan bagaimana seseorang mengevaluasi tindakan dan keputusan moralnya dengan cara membayangkan perspektif orang lain yang netral dan objektif. Prinsip berikutnya ialah teori tangan tak terlihat. Artinya bahwa ketika individu bertindak demi kepentingan pribadinya dalam suatu pasar bebas, mereka secara tidak langsung turut serta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Teori masyarakat bersahabat yang ditawarkan oleh Smith ini sangat relevan dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini yang mengalami krisis kesadaran akan pentingnya kehadiran orang lain dalam hidup. Krisis ini diakibatkan oleh dua faktor utama, yakni: pengaruh perkembangan teknologi dan pengaruh pluralitas (agama, suku, budaya). Tulisan ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan pendekatan studi kepustakaan. Sumber primer dalam tulisan ini ialah tulisan dari Adam Smith yang berjudul Teori Sentimen-Sentimen Moral dan sumber sekunder mencakup buku, artikel ilmiah dan publikasi yang relevan sesuai dengan penelitian ini. Seluruh sumber dianalisis secara kritis untuk menggali, memperdalam, dan mempertajam pemahaman tentang konsep masyarakat bersahabat menurut Adam Smith dan kontribusinya bagi konteks Indonesia. Temuan dalam penelitian ini ialah (1) menciptakan masyarakat Indonesia yang simpati, (2) mendorong solidaritas sosial dalam aktivitas ekonomi. Gagasan masyarakat bersahabat Adam Smith dapat menjadi alat untuk kembali menciptakan tatanan masyarakat bersahabat di Indonesia.
Availability
| 21.102 | 301 Rat m | Perpustakaan STFT | Available |
Detail Information
| Series Title |
-
|
|---|---|
| Call Number |
301 Rat m
|
| Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2025 |
| Collation |
xiii + 124hlm: 21,5x28cm
|
| Language |
Indonesia
|
| ISBN/ISSN |
-
|
| Classification |
301
|
| Content Type |
-
|
| Media Type |
-
|
|---|---|
| Carrier Type |
-
|
| Edition |
-
|
| Subject(s) | |
| Specific Detail Info |
-
|
| Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available






