Fokus utama karya tulis ini adalah 'Peran Maria dalam Kehidupan Imam Diosesan', khususnya di Paroki Maria Ratu Pencinta Damai Air Upas, Keuskupan Ketapang. Tema ini muncul dari pengalaman pribadi penulis dalam berdinamika bersama para imam diosesan di Keuskupan Ketapang, terlebih di Paroki Maria Ratu Pencinta Damai Air Upas. Dalam kehidupan para imam tersebut, Maria mendapat tempat yang sangat khusus dan dihormati secara mendalam, yang tercermin melalui berbagai praktik devosional, spiritual, dan pastoral yang mereka hayati. Berdasarkan pengalaman itu, muncul pertanyaan mengenai siapakah Maria menurut para imam diosesan, bagaimana pandangan mereka terhadap Bunda Maria, serta bagaimana bentuk penghayatan mereka dalam kehidupan sehari-hari dan pelayanan pastoral mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, didukung oleh wawancara mendalam dengan para imam diosesan di Keuskupan Ketapang serta studi kepustakaan yang relevan. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa Bunda Maria dipahami bukan hanya sebagai tokoh iman atau teladan kesetiaan, tetapi juga sebagai 'jembatan' rohani yang menuntun para imam untuk semakin dekat dengan Yesus Kristus. Dalam dinamika tantangan pastoral, pergulatan hidup pribadi, serta pelayanan di tengah umat, para imam menemukan kekuatan dan inspirasi dalam devosi kepada Maria. Dengan demikian, peran Maria menjadi sangat signifikan dalam membentuk spiritualitas dan kesetiaan panggilan hidup para imam diosesan di Keuskupan Ketapang.