Fokus studi ini yakni menganalisis secara komprehensif peranan sentral Roh Kudus dalam mengatasi konflik batin manusia yang kerap muncul akibat hegemoni determinisme materialistis. Penelitian ini bertolak dari asumsi bahwa dalam masyarakat kontemporer, pandangan dunia yang mereduksi eksistensi manusia pada aspek fisik dan kausalitas material semata telah menciptakan krisis eksistensial dan fragmentasi psikologis. Dengan berlandaskan pada Ensiklik Dominum et Vivificantem artikel 55-60 karya Paus Yohanes Paulus II, skripsi ini menelaah bagaimana teologi Katolik menawarkan sebuah narasi transenden yang memberikan jalan keluar dari jebakan fatalisme. Metode hermeneutika digunakan untuk membongkar makna dan implikasi teologis dari teks ensiklik menunjukkan bahwa Roh Kudus tidak sekadar berfungsi sebagai penghibur atau pemberi inspirasi melainkan sebagai agen yang secara dinamis mengintervensi realitas subjektif manusia. Intervensi Roh Kudus memfasilitasi rekonsiliasi internal dan pemulihan integritas moral yang pada gilirannya memungkinkan individu untuk melampaui batasan determinisme materialistis. Roh Kudus membimbing akal budi dan kehendak manusia menuju kebebasan sejati, memberikan kapasitas untuk bertindak secara etis dan menemukan makna yang lebih mendalam dalam hidup, di luar kerangka kausalitas materialistik. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan Roh Kudus membuka dimensi spiritual yang esensial yang tidak hanya mengatasi konflik batin tetapi juga memperbarui kapasitas manusia untuk koherensi diri dan tujuan yang bermakna.