Skripsi ini mengkaji konsep Du'a Ngga'e sebagai wujud tertinggi dalam masyarakat Lio melalui terang pemikiran teologi Stephen B. Bevans. Du'a Ngga'e yang terdiri dari Du'a Gheta Lulu Wula (penguasa langit) dan Ngga'e Ghale Wena Tana (penguasa bumi) merepresentasikan dualitas kosmologis yang mendasari sistem kepercayaan dan ritual adat Lio seperti Po'o, Joka Ju dan Pati Ka. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan yang digunakan untuk menganalisis dan mengelaborasikan antara kepercayaan tradisional Lio dengan teologi Kristen. Dalam penulisan skripsi ini penulis menemukan bahwa model teologi kontekstual Bevans, khususnya Model Antropologis dan Model Sintesis, memberikan kerangka teoretis yang relevan untuk memahami Du'a Ngga'e sebagai semina Verbi (benih-benih Sabda) sekaligus mengkritisi potensi reduksi teologis dalam proses inkulturasi. Akhirnya penulis menyimpulkan bahwa konsep Du'a Ngga'e dapat dipahami sebagai ekspresi lokal karya Allah yang universal, dengan catatan pentingnya dialog transformatif yang menghargai keunikan budaya Lio tanpa mengaburkan identitas kristiani. Rekomendasi penelitian mencakup pengembangan studi interdisipliner, pendampingan gereja dalam proses inkulturasi, serta peran aktif generasi muda Lio dalam melestarikan nilai-nilai budaya sambil mengembangkan pemahaman teologis yang kontekstual.