Fokus dari skripsi ini adalah membahas tentang tafsir dan refleksi teologis dari teks Injil Matius 10:16-22. Teks tersebut menceritakan tentang Yesus yang mengutus kedua belas murid-Nya. Dalam tugas perutusan ini, Yesus mengingatkan kepada para muridNya bahwa perutusan yang akan mereka jalani bukanlah suatu perutusan yang dipenuhi dengan kedamaian, melainkan perutusan yang sarat dengan pertentangan dan juga penganiayaan. Tujuan penulisan skripsi ini yaitu untuk memahami struktur dan isi Matius 10:16–22, menggali tantangan dan respons para murid serta penyertaan Yesus dalam tugas perutusan, menemukan pokok teologinya, dan melihat relevansinya bagi perutusan umat Kristiani masa kini. Metode penulisan yang digunakan adalah metode tafsir Kitab Suci dan studi pustaka. Dalam pembahasan skripsi ini, penulis menemukan bahwa tantangan yang dihadapi oleh kedua belas murid Yesus dalam tugas perutusan mereka juga dialami oleh para pengikut Yesus di zaman sekarang. Adapun tantangan bagi para pengikut Yesus zaman ini, secara khusus umat Kristiani di Indonesia adalah intoleransi dan diskriminasi. Tantangan lain yang juga harus dihadapi oleh umat Kristiani di Indonesia adalah budaya modern seperti kemajuan teknologi, media sosial, dan gaya hidup.