Tulisan ini membahas Amsal 4:20–27 melalui pendekatan eksegetis dan refleksi teologis, dengan tujuan menggali relevansi teks tersebut bagi proses penegasan rohani (discernment) orang muda Katolik dalam menentukan arah hidup dan panggilan personal. Amsal 4:20–27 menekankan pentingnya menjaga hati dengan segala kewaspadaan karena hati adalah sumber kehidupan yang menentukan arah tindakan manusia. Dalam tradisi hikmat, hati dipahami sebagai pusat keputusan moral dan spiritual manusia yang berelasi dengan kehendak Allah. Dengan analisis sintaksis, semantik, struktur, dan gaya bahasa, tulisan ini menemukan bahwa dalam teks ini membentuk seruan untuk hidup dalam ketaatan, integritas, dan kebijaksanaan ilahi. Dalam konteks kaum muda yang menghadapi kebingungan, tekanan sosial, dan banyaknya pilihan hidup, Amsal 4:20–27 menjadi dasar yang kokoh untuk mempertajam kepekaan rohani serta membedakan kehendak Tuhan. Tulisan ini menegaskan bahwa discernment bukan sekadar proses intelektual, melainkan sikap batin yang membutuhkan keterbukaan terhadap bimbingan Roh Kudus demi keputusan yang sesuai dengan iman Kristiani sejati.