Penelitian ini membahas aspek kerendahan hati dan ketaatan dalam kepemimpinan Daud sebagaimana dicatat dalam 1 Samuel 16:18-23. Meskipun telah diurapi sebagai raja oleh Nabi Samuel, Daud tetap menunjukkan sikap rendah hati dan taat dalam menjalankan tugasnya, termasuk saat melayani Raja Saul sebagai pemain kecapi. Sikap ini menjadi cerminan dari kepemimpinan yang tidak didasarkan pada ambisi pribadi, melainkan pada panggilan dan kehendak Tuhan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan eksegetis dan refleksi teologis. Analisis teks Alkitab dilakukan untuk memahami konteks historis, budaya, serta makna teologis dari tindakan dan sikap Daud. Selain itu, penelitian ini juga menyoroti relevansi sikap Daud bagi para pemimpin gereja masa kini, khususnya bagi calon imam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan yang berlandaskan kerendahan hati dan ketaatan kepada Tuhan memiliki dampak besar dalam membangun komunitas iman. Sikap ini tidak hanya membentuk karakter pemimpin, tetapi juga memberikan teladan bagi umat dalam menjalani kehidupan yang berpusat pada Tuhan. Oleh karena itu, nilai-nilai ini harus senantiasa ditanamkan dalam pembinaan calon pemimpin gereja.