Kebahagiaan merupakan tujuan hidup yang didambakan oleh setiap manusia, termasuk para imam Katolik yang menjalani kehidupan panggilan dan pelayanan. Namun dalam kenyataannya, tidak sedikit imam mengalami burnout kondisi kelelahan emosional, mental, dan spiritual akibat tekanan pelayanan yang berkepanjangan. Burnout ini berdampak negatif terhadap kualitas hidup dan efektivitas pelayanan para imam. Selama ini, pendekatan psikologis menjadi rujukan utama dalam menangani burnout. Namun, skripsi ini menawarkan pendekatan alternatif dari perspektif filsafat, khususnya filsafat Stoikisme Epiktetos. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan konsep kebahagiaan menurut Epiktetos serta menggali relevansinya terhadap pencegahan burnout di kalangan imam Katolik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka, yang melibatkan kajian mendalam terhadap karya-karya Epiktetos serta literatur mengenai burnout di kalangan religius. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebahagiaan dalam pandangan Epiktetos dicapai melalui kehidupan yang selaras dengan kebajikan, penerimaan terhadap hal-hal yang tidak dapat dikendalikan, serta praktik dikotomi kendali yang membedakan antara hal-hal yang berada dalam dan di luar kendali manusia. Ajaran Epiktetos menawarkan model latihan batin atau askesis yang dapat membentuk ketahanan emosional dan spiritual para imam. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Stoik seperti pengendalian diri, ketenangan batin, dan disiplin dalam cara berpikir serta bertindak, para imam dapat mengembangkan sikap hidup yang lebih seimbang, tangguh, dan bebas dari tekanan eksternal yang tidak perlu. Dengan demikian, filsafat Epiktetos dapat menjadi kontribusi berarti dalam pencegahan burnout di kalangan imam Katolik dan memperkaya pendekatan pastoral serta spiritual dalam kehidupan religius.