Pendampingan spiritual bagi pasien terminal adalah aspek penting untuk membantu pasien dalam melewati akhir kehidupan dengan damai dan bermartabat. Penelitian ini berfokus pada implikasi pendampingan spiritual bagi pasien terminal dengan mensintesiskan gagasan Elisabeth Kubler-Ross tentang reaksi potensial duka pasien terminal dan wafat Yesus di kayu salib (Markus 15:33-41). Melalui kajian gagasan Elisabeth Kubler Ross dan refleksi teologis atas penderitaan dan wafat Yesus, penelitian ini menjelaskan bagaimana pendampingan spiritual dapat disesuaikan dalam keadaan psikologis pasien terminal untuk menjawab kebutuhan emosional dan spiritual baginya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berbasis studi pustaka, yang menganalisis karya-karya Elisabeth Kubler Ross dan teks Injil Markus 15:33-41. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa reaksi potensial duka seperti penyangkalan, kemarahan, tawar menawar, depresi, dan penerimaan, ketika dipahami dalam terang penderitaan dan wafat Yesus di salib, dapat memberikan panduan bagi para pendamping untuk menghadirkan empati, dukungan, kasih, dan makna spiritual dalam memberikan pendampingan spiritual pasien terminal di tengah pengalaman duka mereka. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi yang berguna bagi para pendamping, baik awam maupun tertahbis, serta keluarga pasien, dalam menjalankan peran mereka dalam pendampingan spiritual yang selaras dengan pengalaman duka yang kompleks dan refleksi iman kristiani atas wafat Yesus.