Image of Jati Diri Manusia dalam Bima Suci dan Relevansinya Bagi Calon Pemimpin Masyarakat

Skripsi

Jati Diri Manusia dalam Bima Suci dan Relevansinya Bagi Calon Pemimpin Masyarakat



Pemilihan judul dilatarbelakangi oleh kekrisisan manusia dalam mengenal jati dirinya sehingga mempengaruhi sikap dan laku di dalam kehidupannya. Manusia yang belum mengenal jati dirinya dengan benar akan terjebak oleh nafsu dunia yang mencerminkan ketidakluhuran yang sesuai dengan jati dirinya. Keluhuran jati diri manusia bersumber pada keluhuran Sang Ilahi sendiri yang menjadi asal dari segala kebaikan. Jati diri manusia yang dipahami dengan benar mendorong setiap orang untuk mengorientasikan sikap dan perbuatan pada hal luhur. Bertolak dari gagasan tersebut, karya tulis ini mencoba menjelaskan tahap-tahap manusia dalam mengenal jati dirinya dalam Bima Suci. Tahap-tahap pengenalan jati diri manusia dalam Bima Suci diharapkan bisa mengantar setiap orang untuk memahami jati dirinya dan menghayatinya di dalam segala tata lakunya. Pengenalan dan penghayatan jati diri manusia juga diharapkan bisa memberi arah di dalam tugas kepemimpinan, terlebih bagi para calon pemimpin masyarakat. Oleh sebab itu, dalam skripsi ini ada dua persoalan yang diajukan, yaitu apa yang dimaksud pencarian jati diri manusia dalam Bima Suci dan apa hubungannya bagi calon pemimpin masyarakat di Indonesia. Melalui rumusan persoalan tersebut akan dicapai tujuan, yaitu pemahaman akan sikap-sikap yang benar dalam menjalankan tugas kepemimpinan Jati diri manusia adalah kesatuan manusia dengan Tuhannya yang melahirkan kebaikan dalam sikap dan laku hidup. Pemimpin masyarakat yang dapat mengenal jati diri manusianya secara benar akan melahirkan kebijaksanaan luhur dalam setiap tugas kepemimpinannya. Keluhuran itu didasarkan pada olah batin yang tepat sehingga terbentuk suatu kesatuan antara manusia dengan Sang Ilahi dalam menciptakan kebaikan bagi kehidupan bermasyarakat. Bima Suci yang berdiam di pertapaan Argakelasa hendak mewariskan ilmu kasampurnan yang ia peroleh dari pengembaraannya mencari Air Perwitasari. Ilmu kasampurnan adalah ilmu yang mengantar manusia kepada kesatuannya dengan Sang Ilahi atau manunggaling kawula Gusti. Bima Suci yang telah kembali ke dalam wujud Werkudara menyandang gelar ksatria pinandhita atau ksatria berwatak pendeta. Sosok ksatria pinandhita menggambarkan seorang pemimpin yang ideal sebab darma kepemimpinannya diorientasikan pada keluhuran manusia dan bukan pada hal-hal duniawi. Bima Suci menampakkan kesejatian manusia dan pemimpin luhur dengan menyandang gelar ksatria pinandhita selepas ia melakukan tugasnya sebagai Brahmana di pertapaan Argakelasa. Kehadirannya membawa suatu ajaran bagi manusia tentang pentingnya keluhuran yang terwujud dalam sikap dan laku hidup. Seorang pemimpin yang memahami jati dirinya akan terlepas dari kedangkalan di dalam darmanya.


Availability

17.002181.16 Pra jPerpustakaan STFTAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
181.16 Pra j
Publisher STFT Widya Sasana : Malang.,
Collation
x + 161hlm; 22x28cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
181.16
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this