Fokus penulis dalam skripsi ini adalah teori komunikasi Jurgen Habermas dan relevansinya bagi generasi milenial. Habermas mengajukan beberapa poin penting dalam menghadapi realitas komunikasi sehari-hari. Ada empat klaim yang diajukan oleh Habermas dalam komunikasi, yakni kebenaran (truth), ketepatan (rightness), kejujuran (sincerity), dan komprehensibilitas (comprehensibility). Menurut Habermas, keempat klaim ini akan menuntun orang pada komunikasi yang menghasilkan konsensus yang rasional. Konsensus yang rasional selalu berasal dari refleksi yang kritis. Sebab dengan refleksi yang kritis, orang akan mampu memaknai realitas hidup sehari-hari dengan lebih mendalam. Konsep teori komunikasi Habermas ini akan membawa dampak bagi generasi milenial yang hidupnya selalu dibanyang-bayangi oleh teknologi. Generasi milenial adalah generasi yang hidup dalam pusaran berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi, sehingga rentan untuk berkomunikasi secara valid dan mendalam. Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metodologi studi pustaka. Penulis memaparkan data-data tentang teori komunikasi Habermas dan generasi milenial. Kemudian penulis mengkritisi situasi generasi milenial ini dengan teori komnukasi Habermas tersebut. Relevansi yang penulis ajukan dalam skripsi ini adalah tindakan komunikasi yang mencerahkan akal budi, komunikasi di ruang public: melawan hoax, pendidikan critical thinking: upaya pencapaian konsensus, dan validitas klaim sebagai nilai keutamaan.