Pers Indonesia punya banyak kiat untuk menghadapi tekanan penguasa. Strategi yang bisa diterapkan, misalnya, penghalusan bahasa alias eufemisme. Dengan penghalusan bahasa, pembaca diharuskan menangkap pesan yang tersirat di balik berita (beyond the lines). Strategi eufemisme semacam ini lama kelamaan dianggap sebagai kebiasaan, sehingga sulit dibedakan lagi apakah pembaca harus memahami pesan beyond the lines ataukah harus menangkapnya sebagai beyond the lies? Strategi yang lain, memberikan porsi yang lebih banyak kepada penulisan features dan mengurangi penulisan berita-berita keras. Indikator yang paling mencolok dalam hal ini adalah penempatan serial tulisan hasil seminar maupun diskusi. Untuk mengkaji seberapa jauh pengaruh derajat represi yang dilakukan penguasa terhadap pers, maka studi analisis isi media massa ini dilakukan. Dipilihnya topik nepotisme karena topik itu mempunyai kepekaan yang cukup tinggi. Artinya mengandung resiko tinggi - misalnya teguran sampai pembredelan - bagi media massa yang bersangkutan.