Formasio menjadi medan hidup yang harus terus digarap. Kharisma vinsensian harus senantiasa diterjemahkan ke dalam cara-cara dan situasi baru yang sesuai dengan tantangan pada jamannya. Pertemuan para formator Asia Pasifik menjadi wahana studi, refleksi, dan kolaborasi. Secara menyeluruh, pertemuan mereka selalu mengarahkan fokus pembinaan pada pembentukan para calon menjadi pribadi yang integral dan terarah pada misi. Untuk mencapai hal ini, dibutuhkan rincian pembinaan dalam segala dimensinya; kematangan manusiawi, hidup rohani, kecakapan intelektual, karya pastoral, dan hidup komunitas. Dalam konteks Asia Pasifik yang memiliki keragaman agama dan budaya, dialog menjadi sesuatu yang imperatif. Asia Pasifik memiliki kekayaan budaya yang khas; latar belakang sejarah setiap bangsa, pandangan umum terhadap manusia dan dunianya, nilai-nilai yang dijunjung tinggi, peristiwa dan persoalan pokok yang dihadapi, dan sebagainya. Semua ini membutuhkan penelusuran (exposure), aksi dan refleksi secara berkelanjutan sehingga menghasilkan kesadaran dan karya bersama. Untuk menjaga kelanjutan karya ini, mereka membentuk Asia Pacific Regional Formator (APRF) dan Commission for Vincentian Charism and Culture (CCC). Hasil pertemuan para formator membuka wacana kita. Kita menjadi semakin diperkaya. Namun kita juga ditantang untuk mengembangkan kharisma vinsensian dan mendalami budaya lokal kita agar menghasilkan lebih banyak literatur dalam studi vinsensian kita. Segala tantangan dan peluang ini menjadi new spirit untuk lebih mencintai panggilan 'new eyes' untuk memperbaharui diri dan 'new heart' untuk menjalani panggilan Allah dalam Kongregasi Misi. Semua ini mendorong kita untuk memiliki semangat terlibat.