Dalam skripsi berjudul Formatio Calon Imam Diosesan dalam Terang Ensiklik Fides et Ratio ini dibahas tentang bagaimana formatio intelektual calon imam diosesan diarahkan sehingga di kemudian hari mereka mampu menjawab tantangan zaman, terutama yang berkaitan dengan krisis makna (Fides et Ratio 81) dan pewartaan iman (Fides et Ratio 99). Tantangan zaman semacam inilah yang mewajibkan calon imam di segala zaman untuk menjalani formatio intelektual dengan studi filsafat dan teologi. Paus Yohanes Paulus II dalam ensiklik Fides et Ratio-nya ini bermaksud memberi tekanan akan perlunya filsafat, terlebih metafisika, bagi teologi, dan bagaimana filsafat serta teologi tidak semakin bertentangan satu sama lain, agar kepaduan antara iman serta akal dapat semakin terbangun lagi. Di sini ia cukup memberikan sumbangan bagi konsep formatio intelektual calon imam secara umum. Dari situ juga dapat dipahami mengapa studi filsafat dan teologi itu sangatlah perlu dan penting bagi seorang (calon) imam. Pada bagian kesimpulan, sebagai aktualisasi dari pembahasan Fides et Ratio 81 dan 99, diberikan tiga konsep calon imam ideal yang diharapkan mampu menjawab persoalan-persoalan tersebut. Refleksi filosofis dan teologis juga diberikan dalam usaha menjawab tantangan dan persoalan kontekstual di Indonesia saat ini.