Record Detail
Advanced SearchText
Sangkan Paran Gender
LELAKI dan PEREMPUAN tidak hanya merupakan dasar dalam pembagian kerja, tetapi juga menjadi alat pemisah yang tegas dalam pengakuan dan pengingkaran sosial, ekonomi, dan politik. Pemisahan ini telah mengakibatkan ketimpangan gender yang tidak hanya berasal-usul dari suatu kultur, tetapi juga dikuatkan secara kultural melalui berbagai bentuk wacana. Wacana tandingan yang berusaha menggugat hegemoni struktural gender tidak cukup kuat untuk melahirkan apa yang disebut sebagai kemitrasejajaran, karena agen pendukung wacana tersebut berada dalam ruang sosial, ekonomi dan politik yang bias lelaki. Dalam konteks ini hubungan perempuan dengan laki-laki sepadan dengan pembagian nature dan culture di mana proses kehidupan telah menjadi proses peluhuran, penaklukan atau pembudayaan nature (perempuan) agar sesuai dengan sifat-sifat, nilai-nilai dan ukuran-ukuran yang telah disepakati di antara kaum lelaki. Hal ini menuntut terjadinya pergeseran studi gender itu sendiri: bukan lagi studi tentang hubungan lelaki dengan perempuan yang timpang melainkan studi tentang ruang-ruang sosial yang melahirkan atau melahirkan kembali ketimpangan gender.
Availability
8947 | 305.42 Abd s | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
305.42 Abd s
|
Publisher | Pustaka Pelajar : Yogyakarta., 1997 |
Collation |
x + 362hlm: 15x21cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
979-8581-85-7
|
Classification |
305.42
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available