Record Detail
Advanced SearchText
Gelandangan Yogyakarta: Suatu Kehidupan dalam Bingkai Tatanan Sosial-Budaya Resmi
Munculnya gelandangan di lingkungan perkotaan merupakan gejala sosial budaya yang relatif menarik. Pada umumnya gejala tersebut dihubungkan dengan perkembangan lingkungan perkotaan, di mana banyak kota untuk sementara masih relatif membutuhkan tenaga yang murah, kasar, dan tidak terdidik dalam mendukung proses perkembangannya. Rebong, Elena, dan Mangiang (1993: 140-151) menyebutkan bahwa gelandangan merupakan armada murah untuk pabrik. Namun di sisi lain kehadiran mereka pada umumnya berasal dari lingkungan pedesaan seringkali dianggap sebagai penyebab timbulnya masalah sosial-budaya kota bagi sebagian besar warga kota dan pemerintah. Walaupun secara fisik mereka berada di lingkungan perkotaan, namun kehadiran mereka belum secara utuh dapat diterima sebagai bagian dari lingkungan sosial-budaya kota.
Availability
9886 | 305.56 Twi g | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
305.56 Twi g
|
Publisher | Universitas Atma Jaya : Yogyakarta., 1999 |
Collation |
v + 62hlm: 16x23cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
979-8109-99-9
|
Classification |
305.56
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available