Record Detail
Advanced SearchText
Rumah Kita: Suatu Refleksi Iman
Apabila kita makan sirih, kenikmatannya tidak terletak pada akhir kunyahan. Makan sirih dengan kapur terasa sedikit demi sedikit, sejak awal sampai akhir. Namanya makan sirih namun kapur bukanlah tambahan yang paling rendah posisinya, hanya karena dia adalah benda mati sedangkan sirih adalah daun, yang merupakan benda hidup. Makan sirih pun menjadi semakin nikmat kalau dilaksanakan sambil bercakap-cakap; pun kalau mungkin cara bersopan-santunnya tidak senantiasa selaras dengan tuntutan kehalusan istana. Kebersamaannya-lah yang melukiskan keseluruhan hidangan. Begitulah pula Paus Fransiskus mengajak kita merefleksikan our common home yang terdiri atas manusia, hewan, tetumbuhan dan pelbagai benda di alam semesta: di tangan Allah Pencipta yang berkat Roh telah direkonsiliasikan dengan kita oleh Sang Putra.
Availability
19131 | 230 Mar r | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
230 Mar r
|
Publisher | Kanisius : Yogyakarta., 2017 |
Collation |
191hlm: 12,5x19cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
978-979-5054-4
|
Classification |
230
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available