Record Detail
Advanced SearchText
Gereja Harus Bertobat
Gereja Harus Bertobat! Mengapa? Yesus yang berakar dalam dan yang menghidupi kebudayaan itu menjadi inspirasi sekaligus alasan bagi gereja untuk tidak bisa tidak berinkarnasi dalam kebudayaan tertentu. Apakah gereja sungguh berakar dalam kebudayaan, ataukah masih terlampau ideologis oleh karena cenderung berkutat dengan apa yang dibawanya dari luar kebudayaan? Gereja sibuk dengan urusan bangun pastoran, gedung gereja yang mentereng lalu lupa berakar dan belajar untuk sederhana sebagaimana rumah-rumah adat warga. Juga mencari dan menemukan ekaristi macam mana yang ada dalam dan dimiliki kebudayaan tertentu. Karena itu Gereja tidak bisa menilai kebudayaan tertentu sebagai kafir dan mesti dihilangkan. Gereja menempatkan diri sebagai yang datang tamu kepada sesuatu yang sudah ada yakni kebudayaan. Itu berarti gereja mengakarkan diri dalam kebudayaan dan bukan menggantikan kebudayaan tertentu itu. Dengan berakar dalam kebudayaan gereja tampil bukan untuk 'memaksakan' injil dalam kebudayaan menyapa dan menghidupkannya. Karena itu gereja mesti bertobat! Tobat dari triumfalisme yang dangkal dari keangkuhan memvonis kebudayaan sebagai kafir tidak religius serentak mereformasi diri agar berakar sesungguhnya pada kebudayaan.
Availability
16547 | 261.8 Yop g | Perpustakaan STFT | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
261.8 Yop g
|
Publisher | Lamalera : Yogyakarta., 2011 |
Collation |
xxiv + 159hlm; 12x19cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
978-979-25-4834-0
|
Classification |
261.8
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available