Record Detail
Advanced SearchText
Revolusi Kaum Napi: Catatan Kesaksian Anton Medan
Premanisme dalam suatu masyarakat mencerminkan kekurang-berdayaan dan kekurang-budayaan masyarakat dan pemimpinnya. Masyarakat yang kurang berdaya dan berbudaya menyukai kekerasan. Menyelesaikan suatu masalah tertentu lebih enteng pakai penekanan, teror, dan bentuk-bentuk kekerasan lain. Partai politik punya preman, pejabat punya preman, tentara dan polisi memelihara preman, demikian pula pengusaha, bandar judi dan germo. Walhasil, semua pihak membutuhkan preman, yakni sekelompok orang yang menjual jasa kekerasan.rnJadilah Indonesia negeri preman, istilah jadian dari free men yang secara harfiah berarti orang-orang bebas. Kenapa kekerasan dan penekanan tidak diberdayakan untuk menegakkan hukum dan undang-undang? Pada saat seseorang atau sekelompok orang lebih taat kepada hukum kalau ada ancaman kekerasan? Bahkan para penjual 'jasa kekerasan' itu ternyata bisa menghasilkan kemaslahatan besar jika ditempatkan secara proporsional dan diberi kesempatan mengembangkan diri. At-Taibin pimpinan Anton Medan telah membuktikan itu.
Availability
11813 | 365 Yam r | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
365 Yam r
|
Publisher | Matahari Media Komunika : Bandung., 2004 |
Collation |
xvi + 219hlm: 14x21cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
365
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available