Agama memiliki peran yang antagonistik. Ia dapat melahirkan energi positif dan negatif sekaligus. Agama dapat melahirkan energi positif apabila menjadi kekuatan moral dan spiritual, sumber inspirasi dan motivasi, petunjuk, kabar gembira dan peringatan yang mampu menciptakan keluhuran akhlak dan keagungan peradaban. Di sisi lain, agama juga dapat melahirkan energi negatif apabila pola keberagamannya menjadi sumber konflik, perilaku ir-rasional, kemiskinan dan membelenggu emansipasi kemanusiaan. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah pola keberagaman bangsa yang semarak dengan kegiatan ritual dan dakwah/misi ini membawa energi positif atau sebaliknya? Pola keberagamannya mampu menjadi problems solver atau parth of problems bahkan source of problems. Buku ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan yang mendalam terhadap fenomena tren keberagaman yang melahirkan energi negatif.