Pada akhir Sidang Agung KWI-Umat Katolik 28 Oktober-2 Nopember 1995 oleh pelbagai pihak ditekankan bahwa hasilnya harus disebarluaskan kepada seluruh umat semua keuskupan untuk diolah lebih lanjut sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing. Yang perlu diperhatikan: Indonesia, dan dengan demikian Gereja Katolik Indonesia (keuskupan, paroki dan satuan-satuan lain) sangat majemuk, sedangkan Sidang Agung bersifat nasional, maka diperlukan penjabaran, kontekstualisasi, konkretisasi lebih lanjut sesuai dengan situasi dan kondisi. Maka dalam membaca dokumen ini pembaca harus senantiasa mengingat konteks di mana ia hidup, baik taraf paroki, keuskupan, propinsi atau regio gerejawi dan mengusahakan operasionalisasinya.