Peristiwa Auschwitz dikenang dunia sebagai dukacita, lambang dosa dan kejahatan sistematis yang terus menghantui para korban. Auschwitz telah menjadi simbol kegilaan genosida dan spiral kekerasan yang menodai perjalanan sejarah bangsa Jerman. Dengan latar belakang sejarah, sumber literatur dan telaah filosofis, Geiko Muller-Fahrenholz, menempatkan peristiwa Auschwitz sebagai simpul refleksinya atas berbagai kekerasan yang terjadi di berbagai negara. Tinjauan sejarah, psikologis dan penalaran filosofis, kemudian dibingkai dalam sebuah kerangka refleksi teologis-biblis Geiko mengusung rekonsiliasi sebagai upaya memecahkan spiral kekerasan dalam masyarakat.