Meskipun Pengkhotbah mengatakan bahwa tertawa itu bodoh, dan kegirangan itu sia-sia, tetapi ada tertulis pula bahwa ternyata Tuhan Allah juga doyan tertawa. Dia menertawakan orang-orang fasik dan menertawakan orang-orang yang menjulurkan lidahnya untuk menyindir. Cuma karena mulut Tuhan itu ada di mana-mana lalu kita tidak tahu bagaimana wajah Tuhan kalau lagi sedang tertawa. Kiranya tidak perlu dijelaskan di sini nanti tertawanya batal, lebih baik baca saja isi buku ini, barangkali akan lebih paham maksudnya.