Saat membaca kisah Luk 7:1-10, penulis dibuat bertanya-tanya apa alasan Yesus mau menolong orang kafir ini. Apakah karena imannya yang lebih besar dari orang Israel manapun atau ada alasan lain sehingga Yesus mau menolongnya? Atau juga karena perwira ini mengasihi bangsa Yahudi dan membantu pembangunan rumah ibadat mereka? Di sisi lain, kemauan Yesus menolong orang kafir ini menimbulkan pertanyaan tersendiri bagi penulis, apakah karya keselamatan Allah yang berpuncak dalam diri Yesus Kristus diperuntukkan secara eksklusif bagi bangsa Israel saja atau juga diperuntukkan bagi semua manusia? Apakah karya keselamatan Allah dalam perjanjian lama juga dialami oleh bangsa kafir? Hal ini patut ditanyakan dan relevan, karena dalam perkembangan sejarah Gereja selanjutnya, warta keselamatan ini semakin memanas setelah Gereja berjumpa dengan agama-agama lain. Apakah dalam agama lain juga terdapat keselamatan dari Allah? Atau keselamatan Allah hanya ada dalam Gereja Katolik saja? Dalam perjanjian baru, Lukas menampilkan Yesus yang adalah penggenapan rencana keselamatan Allah agar semua manusia yang dulu jatuh dalam dosa akibat dosa manusia pertama kini ditebus oleh Yesus lewat penderitaan, wafat dan kebangkitan dan kembali menjadi anak-anak Allah. Jadi, rencana keselamatan Allah sejak awal mula yang berpuncak pada Yesus memang pertama-tama diperuntukkan bagi umat pilihan Allah yakni Israel, tetapi juga setiap bangsa yang takut akan Allah dan beriman kepada Kristus mendapat keselamatan oleh karena Yesus Kristus (bdk.Kis 10:34-35). Namun kiranya Allah tidak memalingkan wajah-Nya dari semua bangsa Israel. Keselamatan tetap Allah berikan bagi orang Israel yang percaya pada Allah. Kini Kerajaan Allah diberikan Allah pada suatu bangsa lain yakni Gereja. Dalam diri Gereja, Allah berharap Kerajaan Allah itu berbuah. Gereja adalah kepenuhan keselamatan Allah.