Manusia dalam perziarahan hidupnya tidak pernah lepas dari persoalan. Manusia merasa dikucilkan, diasingkan dari masyarakat, sakit, takut dan rasa putus asa. Pengalaman orang tuli-gagap dalam Markus 7:31-37 merupakan gambaran hidup manusia yang menghadapi persoalan dalam hidup. Pokok permasalahan yang digarap dalam skripsi ini adalah Pertama, kebenaran iman apakah yang disampaikan Mrk 7:31-37? Kedua, kesaksian iman apakah yang diwartakan Gereja dengan membacakan Mrk 7:31-37? Ketiga, apa makna dan pesan Mrk 7:31-37 bagi umat Allah yang mengalami pergulatan dalam hidup ini? Dari analisis konteks ditemukan bahwa Injil Markus terdiri dari dua bagian. Bagian yang pertama berpuncak pada pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias, sedangkan bagian kedua berpuncak pada pengakuan kepala pasukan bahwa Yesus adalah Putra Allah. Dalam analisis sintaksis terdapat penjelasan mengenai bentuk fungsi makna dan jabatan kata dalam kalimat. Dalam analisis kalimat Mrk. 7:31-37 terdiri dari 8 kalimat. Sebagian besar dari periskop ini adalah kalimat majemuk campuran dan kalimat berita. Analisis semantik berfungsi untuk mencari keterangan tentang arti kata atau frase dalam teks. Analisis struktur ditemukan kata atau frase persamaan kata, hampir sama arti, bertentangan arti dan suasana yang terjadi. Mrk. 7:31-37 menggunakan teknik cerita narasi dan monolog. Ruang dan waktu: Hanya ruang yang disebutkan secara jelas. Irama cerita yang digunakan dalam periskop ini adalah cepat dan lambat.