Imamat itu ibarat kolam segar atau sendang sejuk jernih yang mengalir dari kasih Kristus. Di dalam kolam-sendang ini umat Allah bisa berolah jiwa-raga menimba kesegaran hidup iman kapan saja, sepuasnya. Sakramen imamat dengan ketiga tugas ministerialnya guru pengudus, gembala; nabi, imam, raja memang memiliki daya ubah yang menyejuk segarkan dan menjadikan orang serupa dengan Kristus. Untuk itulah sakramen imamat diadakan, yakni membangun dan memelihara umat Allah, Gereja yang kudus. Bagi para imam, sakramen imamat tentu merupakan rahmat istimewa yang dianugerahkan kepadanya disamping tugas yang dipercayakan Tuhan, yakni berpartisipasi dalam karya penyelamatan-Nya. Lagi pula, demikian Gereja kudus mengajarkan, dengan rahmat dan meterai yang tak terhapuskan dari sakramen ini, setiap imam di masukkan ke dalam hubungan pribadi dengan Tritunggal Mahakudus, sumber keberadaan dan karyanya (Kongregasi Klerus, 1994, no. 5).