Skripsi yang berjudul 'Implikasi dari Sistem Patriarki dalam Kesepakatan Perkawinan' ingin menerangkan peran penting kesepakatan perkawinan dalam kehidupan berkeluarga yang sarat akan dominasi laki-laki. Kepemimpinan yang dilakukan oleh bapak tidak berlandaskan kasih sayang dan cinta kasih sehingga keangkuhan dan keotariteran dari bapak sangat nampak. Melalui kesepakatan dari suami-istri untuk saling memberi dan menerima. Kesepakatan perkawinan membantu suami-istri untuk hidup setara tanpa ada sistem yang mengunggulkan salah satu dari mereka. Kesepakatan perkawinan membebaskan keluarga dari sistem patriarki. Hidup perkawinan mencirikan relasi yang dilandasi sikap saling berbagi. Maksudnya, suami dan istri tidak lagi mementingkan dirinya sendiri, melainkan saling berbagi untuk memperhatikan kebutuhan dan kemauan pasangannya. Hal ini memang tidak mudah karena setiap pribadi dari pasangan pasti memiliki kebutuhan dan kemauan yang berbeda-beda, apalagi setiap pasangan tidak tahu atau kurang memahami kebutuhan dan kemauan pasangannya, sehingga terjadi konflik dari pasangan tersebut. Ungkapan saling memberi ini sangat penting dalam kehidupan perkawinan. Memberikan keseluruhan diri berarti setiap pasangan memberikan diri secara total kepada pasangannya. Melalui pemberian dir yang total bukan berarti suami istri memiliki hak untuk memiliki secara total keseluruhan diri pasangannya, tetapi suami istri memiliki kewajiban untuk saling melengkapi kekurangan dari pasangannya. Artinya, dengan pemberian diri secara total, suami tidak menganggap dirinya lebih penting dari istrinya, juga istri tidak merasa dirinya sebagai yang paling berharga dari suaminya karena mereka adalah 'sayap-sayap' keluarga.