Buku ini diawali dengan kisah mengenai pengaruh dimensi kultural alam Minangkabau terhadap diri Muhammad Hatta, sewaktu bapak bangsa Indonesia ini menjalani masa kanak-kanaknya. Dialektika antara napas islami, yang melekat dalam budaya Minangkabau, dengan rasionalitas barat melalui pendidikan yang diterima Hatta, membentuk sosok yang terkesan pendiam ini sebagai seorang negarawan yang disegani. Mengungkap banyak hal yang belum diketahui umum mengenai aspek-aspek kepribadian Hatta, dan terutama mengenai hubungannya dengan Bung Karno. Secara menarik, disajikan pola-pola tingkah laku politik yang sangat diametral, namun tidak selalu berarti antagonistik, antara Bung Hatta dengan Bung Karno. Misalnya, proses terbentuknya dwitunggal dan perkembangan selanjutnya gagasan ini menjadi dwitanggal, ketika keutuhan para proklamator ini tidak bisa dipertahankan lagi. Dengan sudut pandang yang kadang sulit diduga, penulis memilah-milah sosok pribadi hatta kedalam keping-keping sejarah politik bangsa indonesia. Membaca karya ini sesungguhnya bukan sekedar membaca biografi Muhammad Hatta saja. Yang tampil adalah cermin perjalanan bangsa kita, yang terpantul melalui rekaman atas biografi politik salah seorang negarawan terbaik Indonesia.