Kejahatan akan selalu menjadi tema yang tidak pernah berakhir dalam refleksi filosofis. Para filsuf mulai dari Plato, Thomas Aquinas, Descartes, Immanuel Kant, Soren Kierkegaard, dan Martin Heidegger. Paul Rocoeur termasuk filsuf kontemporer yang juga tertarik menganalisa tema ini. Ia berangkat dari fenomenologi strukturalisme sampai pada hermeneutika fenomenologi. Philosophie de la volonte. Merupakan karya awal sekaligus besar dalam membahas tema ini. Dalam karya ini Ricoeur menerbitkan tiga jilid, yaitu Le volontaire et l'involontaire (Yang Dikehendaki dan Yang Tidak Dikehendaki), L'homme faillible (Manusia Yang Dapat Salah), dan La Symbolique du mal (Simbol-Simbol tentang Kejahatan). Ricoeur secara lebih rinci menganalisa realitas kejahatan berdasarkan metode hermeneutika fenomenologi. Recoeur mengambil simbol-simbol primer sebagai sarana untuk menjelaskan fenomen kejahatan yang ada dalam hidup manusia. Simbol-simbol primer tersebut adalah noda (defilement), dosa (sin) dan kebersalahan (guilt). Berdasarkan tiga simbol inilah kita akan menemukan makna atas kejahatan yang muncul dalam pengalaman hidup manusia. Pencarian Ricoeur lebih lanjut tentang asal-usul kejahatan berada dalam mitos-mitos Ricoeur menggunakan model tipologi yang menjajarkan mitos-mitos dalam Kitab Suci dengan mitos lain, misalnya mitos Babilonia. Apa yang tertulis dalam Kitab Suci umat Kristiani itu ternyata bukan satu-satunya kisah yang menampilkan kejahatan. Mitos diciptakan dalam angan-angan sejarah yang secara simbolis meliputi seluruh umat manusia dalam sebuah universalitas manusia kuno yang konkret.