Record Detail
Advanced SearchText
Politisasi Agama Menurut Niccolo Machiavelli
Abad pertengahan merupakan zaman yang ditandai dengan pendewaan terhadap Tuhan. Segala aktifitas manusia senantiasa berpusat pada Tuhan (teosentris). Sedangkan renaisans merupakan zaman pencerahan (enlightment) yang ditandai dengan pendewaan terhadap rasionalitas. Pencerahan adalah penolakan terhadap ajaran dogmatis dan metafisis abad pertengahan. Salah satu tanda zaman pencerahan adalah muncul dan berkembangnya kaum humanis. Semenjak pencerahan, manusia percaya bahwa dengan akal budinya ia bebas dan mampu mencapai kebahagiaan. Tidak mengherankan bahwa rasionalitas telah membawa banyak perkembangan di dalam hidup manusia. Salah satu perkembangan itu adalah pembaharuan politik yang diusung oleh Machiavelli. Machiavelli adalah tokoh yang membawa politik menjadi rasional. Tulisan ini mencoba membahas konsep politisasi agama menurut Niccolo Machiavelli. Konsep politisasi agama Machiavelli bertitik tolak dari sejarah Romawi kuno yang menggunakan agama sebagai kekuatan dalam kekaisaran Romawi kuno. Gerakan renaisans di Italia yang mulai berkembang dan tak terbendung menjadikan gerakan sekular bertumbuh dan berkembang di Italia. Selain itu keadaan sosio-politik di Florence, percaturan politik yang begitu luar biasa, perebutan kekuasaan yang tak terhindarkan membuat negara Italia tidak lagi memiliki integritas politik dan stabitas negara. Selain itu, keadaan sosio-religius yakni agama Kristen yang merongrong kekuasaan negara menjadikan negara Italia begitu lemah. Bagi Machiavelli keadaan demikian ini perlu adanya praktis politik yang mampu membawa negara yang stabil dan integral. Politisasi agama adalah menjadikan agama untuk membentuk rakyat menjadi nasionalis dan patriotis. Machiavelli berpendapat bahwa agama dapat menjadi alat kekuasaan dan alat negara. Dengan demikian Machiavelli mendobrak pemikiran politik abad pertengahan. Ia membawa warna baru dalam pemikiran politik. Konsep politisasi agama Machiavelli bertujuan untuk mengkritik agama yang mendominasi politik dan menganjurkan agama didominasi oleh politik. Bagi Machiavelli, politik harus bebas dari pengaruh otoritas moral dan agama, sehingga politik itu lebih bersifat otonom dan rasional. Sedangkan agama adalah pranata politik. Politisasi agama adalah menjadikan agama sebagai alat politik untuk membentuk militerisasi, integrasi politik dan stabilitas negara.
Availability
13.004 | 195 SUJ P | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
195 SUJ p
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2017 |
Collation |
x + 127hlm: 21,5x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
195
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available