Record Detail
Advanced SearchText
Pilihan Terbaik Maria (Suatu Analisis Teks-Tafsiran-Refleksi Teologis atas Luk. 10:38-42)
Kemajuan zaman di satu sisi memberikan dampak positif bagi manusia, namun tidak bisa dipungkiri juga memiliki dampak negatif. Perkembangan dalam bidang teknologi komunikasi membuat manusia lebih mudah mengakses informasi sebanyak-banyaknya. Namun sering kali kemudahan itu semakin membuat manusia terjangkit virus budaya instan. Kecenderungan itu juga berdampak pada hidup rohani mereka. Budaya instan ini juga banyak menjangkiti Umat Katolik. Umat lebih senang jika misa selesai dalam kurun waktu yang singkat, paling lama satu jam untuk misa hari Minggu. Kegiatan-kegiatan untuk membangun hidup rohani yang lebih matang juga tidak banyak peminatnya. Pendalaman iman yang datang hanya beberapa gelintir orang-orang tua. Kaum muda enggan mengikuti kegiatan-kegiatan Gereja karena sibuk dengan urusan-urusan duniawi. Injil Lukas menceritakan dengan sangat bagus bagaimana mengikuti Yesus dengan baik. Mengikuti Yesus tidak serta-merta cukup dengan pelayanan karitatif, tetapi yang lebih penting adalah menimba dari sumber pelayanan itu yaitu sabda Allah. Apa yang dikerjakan oleh Umat Kristen semata-mata berdasarkan Kitab Suci. Kitab Suci menjadi sumber utama dalam karya pelayanan, oleh sebab itu merenungkan sabda Allah adalah kekuatan dalam pelayanan umat Kristen. Maria memilih mendengarkan Yesus ketika Yesus berkunjung ke rumahnya, karena ia meyakini bahwa dengan mendengarkan Sang Guru ia akan mendapat kekuatan baru sebagai seorang murid. Karya Allah itu sungguh misteri dan manusia membutuhkan keheningan hati untuk dapat memahami sedikit kehendak Allah. Hal ini tampak dari perikop Lukas 10:38-42, Marta memang menyambut Tuhan tetapi dengan sibuk bekerja, sedangkan Maria menerima kedatangan Tuhan dengan sikap tenang dan penuh perhatian. Kesibukan yang dijalani Marta membuat dia kurang memahami kedatangan Tuhan. Sedangkan Maria dalam keheningannya, dia duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan-Nya, dia berusaha untuk memahami kedatangan Tuhan dalam hidupnya. Cerita Marta dan Maria ingin mengajak pembaca untuk memahami keutamaan seorang murid Kristus. Maria menjadi contoh yang ideal seorang murid Yesus. Dia duduk dekat kaki Tuhan dan mendengarkan-Nya (ay 39b). Suatu tindakan yang dibutuhkan seorang murid adalah dekat dengan Gurunya, agar dia dapat mengetahui semua yang dilakukan dan dikehendaki Gurunya. Hal ini pada dasarnya berpedoman pada hakekat seorang murid adalah mencontoh cara hidup gurunya. Yesus menegaskan bahwa yang melakukan kehendak Bapa-Nya di surga, ia adalah ibu-Nya dan saudara-Nya (Luk 8:19-21). Hal ini menegaskan bahwa siapa saja yang melakukan ajaran Yesus mereka menjadi keluarga Yesus. Kemudian Yesus menambahkan Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku (Mat 16:24). Artinya bahwa barang siapa mengikuti Yesus, dia harus mencontoh hidup Yesus. Mengenal hidup Yesus hanya dapat ditemukan dalam Kitab Suci, karena kisah Yesus semua termuat dalam Kitab Suci. Melalui Sabda orang Kristen dapat memahami kehendak Tuhan dalam diri umat-Nya.
Availability
10.000002 | 226.407 Her | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
226.407 HER p
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2014 |
Collation |
vii + 86hlm: 21,5x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
226.407
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available