Konstitusi Dogmatis Lumen Gentium merupakan salah satu hasil Konsili Vatikan II yang sangat menentukan masa depan Gereja. Konstitusi ini berbicara mengenai kehidupan Gereja dan santa perawan Maria. Gereja melalui konstitusi ini menyatakan sikap untuk membuka diri dan melepaskan sikap tertutup yang sebelumnya menjadi ciri khas dari Gereja. Paus Yohanes XXIII sebagai pencetus konsili dengan lantang menyerukan untuk adanya pembaharuan dalam Gereja baik dalam pandangan maupun dalam tindakan. Pewartaan merupakan tugas dan tanggungjawab setiap orang yang beriman kepada Kristus. Konstitusi Dogmatis Lumen Gentium artikel 17 secara tegas mengulang kembali amanat Yesus yang memerintahkan para murid-Nya untuk mewartakan Injil sampai ke ujung dunia. Amanat itu harus dilaksanakan meskipun akan mengalami berbagai macam tantangan dengan resiko yang amat besar. Para rasul telah melaksanakannya dan tetap dilanjutkan hingga saat ini. Semangat pewartaan iman kristiani tetap berkobar pada setiap generasi. Roh Kudus tak pernah berhenti memberikan rahmat yang membuat pewartaan itu tetap dilajutkan secara terus-menerus. Konstitusi Dogmatis Lumen Gentium artikel 17 menyebutkan secara eksplisit bahwa pewartaan iman kristiani itu meliputi Sabda Allah, sakramen-sakramen, kebudayaan, dan karya konkret. Bentuk-bentuk pewartaan ini menjadi fondasi bagi Gereja yang baru lahir untuk dapat berkembang dan pada akhirnya dapat mandiri. Fondasi yang kuat akan menjamin kelangsungan Gereja yang baru terbentuk itu. Pewartaan tidak sekedar mengandalkan segelintir orang yang ditugaskan secara khusus oleh Gereja. Oleh sebab itu sangat diharapkan keterlibatan aktif seluruh umat dalam rangka memenuhi amanat yang telah disampaikan oleh Yesus.