Persepsi tidak semata-mata berarti intuisi mengenai kenyataan atau sejenis pengetahuan tertentu. Persepsi masyarakat tentang kebudayaan, yang menjadi pokok pembicaraan buku ini, memberi tekanan pada kebudayaan sebagai aksi, sebagai kerja, karena pemahaman tentang kebudayaan bertolak dari kerja manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Itu berarti persepsi terbentuk oleh aksi dan terarah pada kerja. Dan kebudayaan mencakup semua aspek karya manusia sebagai homa sapiens: berbahasa, membangun pelbagai ragam dan sistem simbol, memahami akar-akar identitas kelompok, kesinambungan sejarah, mempertahankan martabat dan kebebasan kelompok, dll. Buku ini terdiri dari tiga bagian: 1) Mendeskripsikan pengalaman budaya yang dihayati dan dipahami oleh para cendikiawan, golongan Islam, birokrat pemerintah, dan militer. 2) Uraian tentang kebudayaan nasional dan budaya politik. 3) Menyoroti aspek bahasa dan pemikiran teoretis untuk bahan penelitian.