Pada dasarnya Tuhan menawarkan panggilan bagi seorang yang menikah dan seorang selibat. Keduanya harus menyerahkan diri mereka tanpa syarat kepada perbuatan mencinta secara murah hati. Hidup selibat berarti mengorbankan banyak kesenangan manusia. Tetapi dalam kehidupan demikianpun ada banyak kebahagiaan lain yang pada umumnya tidak diketahui oleh orang yang menjalani hidup pernikahan. Pengalaman pastoral menunjukkan bahwa hidup beberapa orang selibat telah dirusak oleh persahabatan heteroseksual yang erat, sementara beberapa orang lain telah diperkaya olehnya. Mereka bimbang apakah mereka ada pada jalan yang benar sehubungan dengan persahabatan mereka. Orang-orang ini memerlukan pertolongan dan kerap kali mereka tidak mendapatkan tempat untuk meminta nasihat. Buku ini menjadi sumber penerangan dan pertolongan.