Record Detail
Advanced SearchText
Janji Keturunan dan Abram Percaya Kepada Allah (Suatu Analisis Teks, Eksegese, dan Refleksi Teologis atas Cerita Kejadian 15:1-6)
Abram (Abraham) adalah salah satu tokoh besar dalam Perjanjian Lama, terutama dalam Kitab Kejadian. Kisahnya dimulai ketika Tuhan memanggilnya dan memerintahkannya untuk pergi ke suatu negeri yang akan Tuhan tunjukan padanya. Panggilan dan perintah itu disertai dengan janji berkat dan janji tanah. Tuhan akan membuat Abram menjadi bangsa yang besar dan akan memberikan kepadanya dan keturunannya suatu negeri untuk didiami (Kej 12). Janji Tuhan itu datang lagi kepada Abram. Janji keturunan (Kej 15:1-6). Berbeda dengan tanggapannya pada janji Tuhan yang pertama, dimana Abram hanya menurut saja apa yang Tuhan katakan, kali ini Abram menanggapi janji Tuhan itu dengan hati yang khawatir. Kekhawatiran Abram itu beralasan. Abram sudah tua. Kapan janji itu akan Tuhan penuhi. Abram khawatir jika sampai pada waktu ia meninggal belum juga lahir baginya seorang anak, keturunannya, yang akan menjadi pewarisnya, keturunan yang akan meneruskan namanya. Kekhawatiran Abram itu membutakan mata hatinya dan melunturkan imannya. Tuhan menolak kekhawatiran hati Abram itu. Tuhan menegaskan bahwa akan lahir baginya anak, keturunannya, yang akan menjadi pewarisnya. Untuk semakin meyakinkan Abram, Tuhan menyuruhnya menghitung bintang-bintang yang jumlahnya sangat banyak di langit. Abram tidak mampu menghitung bintang-bintang itu karena sangat banyaknya. Akan sebanyak bintang-bintang itulah keturunannya kelak. Tuhan akan memberi Abram keturunan tidak hanya satu, tetapi sebanyak bintang di langit. Analogi ini membuat Abram percaya kepada Tuhan. Bahwa bintang-bintang itu menceritakan kemahakuasaan Tuhan padanya. Abram percaya meskipun semuanya masih gelap baginya.rnPercaya bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika permintaan untuk percaya berbeda dengan fakta yang sedang dialami. Beratnya beban kehidupan karena kemiskinan kerap membuat manusia tidak punya alasan lagi untuk percaya kepada Tuhan. Tidak mungkin bisa berdoa sementara perut lapar. Sulitnya bukan main mendamaikan iman dengan kemiskinan. Tetapi cinta Tuhan itu besar. Ia tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Ia hadir dalam pergumulan hidup umat-Nya. Tuhan punya rencana bagi umat-Nya. Untuk dapat melihat rencana Tuhan itu dibutuhkan kerendahan hati dan percaya dengan hati kepada Tuhan. Situasi sesulit apapun tidak boleh membuat iman kepercayaan kepada Tuhan luntur. Harus selalu diingat bahwa Tuhan itu mahakuasa. Ia mengatasi persoalan-persoalan hidup manusia. Tuhan memberi lebih dari yang diharapkan. Itulah kebenaran.
Availability
09.000031 | 222.11 YUL j | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
222.11 YUL j
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2013 |
Collation |
xi + 103hlm: 21x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
222.11
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available