Record Detail
Advanced SearchText
Jawa-Islam-Cina: Politik Jatidiri dalam Jawa Safar Cina Sajadah
Jawa Safar Cina Sajadah. Ungkapan lisan yang muncul pada masa kesultanan Demak Bintara abad ke-16 itu menyiratkan matra Jawa, Islam, dan Cina; sekaligus menyiratkan pula persinggungan dan/atau pertautan budaya Jawa, Islam, dan Cina. Dalam rentang Panjang pertemuan Jawa-Cina, seluruh kondisi yang ada pada akhirnya menciptakan dan sekaligus membangun watak sosial yang khas. Dari kacamata politik identitas, watak sosial boleh jadi akan dianggap menggarisbawahi adanya perbedaan. Namun, beranjak dari logika pengetahuan Jawa, yang dimaksud dengan perbedaan (dalam kacamata politik identitas) sejatinya adalah pembedaan karena melibatkan unsur yang lebih eksternal, yakni hegemoni wacana dominan di dalamnya. Pada ruang ini kekuasaanlah yang sepenuhnya memainkan peran. Pembedaan biasanya baru akan berjalan masif setelah perbedaan diketahui oleh otoritas penguasa. Dapat dipastikan bahwa pada kasus ini pembedaan antara masyarakat Jawa dan Cina bekerja hampir di seluruh bidang kajian politik identitas. Sementara dalam sudut pandang kaidah jawa, perbedaan lahir hanya karena sifat esensial sehingga merupakan sebuah kenyataan yang harus diterima selain wajib disikapi dengan bijak.
Availability
17333 | 181.16 Tom j | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
181.16 Tom j
|
Publisher | Wedatama Widya Sastra : Jakarta., 2012 |
Collation |
xiii + 351hlm: 16x23cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
978-979-3258-97-3
|
Classification |
181.16
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available