Record Detail
Advanced SearchText
Kain Pembunuh Habel Karena Iri Hati (Suatu Analisis Teks-Tafsiran-Refleksi Teologis atas Kejadian 4:1-16)
Skripsi yang berjudul Kain Pembunuh Habel karena Iri Hati ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan penulis pada situasi dan kondisi dunia umumnya dan khususnya dalam konteks bangsa Indonesia yang berhadapan dengan peristiwa-peristiwa pembunuhan. Orang dengan tega membunuh sesamanya manusia dan ironisnya seringkali pelaku adalah orang terdekat korban. Tak jarang motif pembunuhan adalah karena iri hati lalu dengan sadisnya mengakhiri hidup orang lain dengan membunuhnya. Permasalahannya adalah mengapa orang tega membunuh sesamanya apalagi saudaranya sendiri? Dimana hati nuraninya? Terhadap tindakan pembunuhan ini mampukah kita mengampuni orang yang melakukan kejahatan kepada sanak saudara dan bahkan kita sendiri? Jawaban singkat dari pertanyaan-pertanyaan ini adalah orang tega membunuh karena telah di kuasai oleh sumber dosa iri hati. Orang tidak lagi mampu berpikir rasional. Iri hati membuat orang berani bersikap dan mengambil tindakan dengan cara apapun termasuk mengilangkan nyawa sesama dan saudaranya sendiri. Memaafkan memang tidak mudah. Tetapi, Allah adalah sumber kasih tempat dimana manusia belajar untuk dapat memaafkan orang yang melakukan kejahatan. Meski manusia telah berdosa, Allah tetap berbelaskasihan dengan mau mengampuni kesalahan manusia. Kej 4:1-16 menggambarkan bagaimana dosa iri hati menyelimuti dan menguasai Kain sehingga dengan tega membunuh adiknya sendiri. Kain tidak lagi memandang Habel sebagai adiknya, tetapi Habel adalah musuh yang harus disingkirkan. Begitulah kalau manusia dikuasai oleh iri hati, semua serba menjadi gelap dan tidak jelas lagi. Untuk dapat memahami teks Kej 4:1-16 secara keseluruhan pada bab II dari skripsi penulis menganalisis konteks kitab Kejadian. Tujuannya agar dapat memahami konteks keseluruhan kitab Kejadian yang berbicara mengenai perbuatan dosa manusia. Bab III analisis bahasa yang bertujuan untuk memahami makna yang hendak disampaikan dari suatu bahasa yang diucapkan. Bab IV analisis naratif yang bertujuan agar isi dan pesan menjadi lebih jelas. Puncaknya adalah pada tafsiran dan refleksi teologis dimana penulis menemukan banyak hal yang menjawab semua pertanyaan dan kegelisahan penulis. Kesimpulan dari narasi Kej 4:1-16 adalah pertama, selalu berpikir positif kepada sesama. Iri hati akan menjerumuskan manusia pada sikap yang bertentangan dengan kasih Allah. Hidup dan mati manusia hanya Allah yang berhak menentukannya. Kedua, kita diajak untuk mau mengampuni orang yang melakukan kejahatan. Junjungan kita adalah Allah sendiri. Dengan mau mengampuni maka kita telah mengerjakan perintah ALLAH yang utama yakni KASIH.
Availability
09.000026 | 222.110.7 LIJ k | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
222.110.7 LIJ k
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2013 |
Collation |
ix + 107hlm: 21x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
222.110.7
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available