Dalam hidupnya manusia sering dihadapakan pada pelbagai persoalan hidup. Perikop Mrk 1:40-45 merupakan gambaran hidup manusia yang berada dalam persoalan yang pelik. Dalam menghadapi setiap persoalan hidup, teks ini berbicara mengenai keteguhan iman, kerendahan hati dan ketaatan terhadap perintah Yesus agar mendapat belas kasih-Nya. Skripsi ini hendak membahas tema: apa peran iman dalam hidup manusia? Mengapa kerendahan hati begitu penting ketika manusia memohon belas kasihan Allah? Apa yang diminta Yesus dari para pengikut-Nya? Apa kaitan antara kerendahan hati dengan ketaatan? Bagaimana Gereja dapat bersikap rendah hati dan taat dalam menjalankan tugas pelayanannya di tengah dunia? Dalam analisis semantik, penulis berusaha mencari keterangan tentang arti kata atau frase dari perikop ini. Dalam analisis struktur penulis berusaha menyelidiki keberkaitan semantik antarbagian dari perikop ini dan menjelaskan fungsi masing-masing bagian. Analisis ini mengarahkan pandangan penulis kepada teks sebagai satu kesatuan. Selanjutnya tafsir perikop Mrk 1:40-45 yang didasarkan pada analisis-analisis yang telah dikerjakan pada bagian-bagian sebelumnya. Dalam tafsir, penulis memberi gambaran umum tentang kisah Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta. Dalam refleksi teologis, yang hendak diwartakan dari perikop Mrk 1:40-45 adalah keteguhan iman, kerendahan hati dan ketaatan. Melalui kisah ini Gereja diajak untuk selalu teguh beriman, bersikap rendah hati disertai ketaatan dalam pelayanannya di tengah dunia. Dengan demikian ia mampu bertahan dalam menghadapi pelbagai persoalan dalam melaksanakan tugas perutusannya.