Dalam budaya patriarki perempuan senantiasa berada pada pihak yang lemah dan kalah. Kelemahan atau kekalahan itu bukan berasal dari kaum perempuan sendiri tetapi karena kultur telah memenangkan laki-laki; kultur telah mendominasi perempuan demikian lama. Dalam banyak hal termasuk yang paling mendasar yaitu eksistensi, posisi dan peran perempuan. Bukan perempuan sendiri yang menentukan atau merumuskan tetapi kaum laki-laki. Buku yang ditulis dengan gaya naratif ini berusaha menggugat dominasi wacana laki-laki dan mencuatkan perlunya dikembangkan wicara perempuan seluas mungkin menyangkut posisi dan peran hidupnya. Harapannya dengan adanya wacana dari pihak perempuan segala tuduhan dan kemlencengan yang diterakan pada perempuan dapat dikritisi dan dikaji ulang. Bagi laki-laki yang diperlukan adalah kesediaan mendengarkan bagaimana kaum perempuan sendiri bicara mengenai tubuh posisi dan peran hidupnya. Sebuah buku yang layak dibaca oleh para feminis, mahasiswa, dosen, peminat masalah sosial budaya dan siapa saja yang ingin melengkapi pengetahuannya dengan perspektif gender.