Record Detail
Advanced SearchText
Kalung dari Teman: Pilihan Sajak
Sastra Afrizal memang bukan sastra yang lurus. Pikiran dan jiwa Malna itu retak. Pecah. Karena keterpecahan itu pula kita diajak mencukupkan diri dengan apa yang tak utuh, yang tak sepenuhnya. Seolah Malna mau mengatakan, hidup ini sesungguhnya cuma fragmentaris semata. Mungkin hal ini pula yang membuat Ignas Kleden menganggap Malna tak serius berpuisi sebab Malna tak menghadirkan suasana puitis dalam pepuisinya. Tak persis sama dengan Kleden, Hudan Hidayat lebih melihat dengan cara lain. Afrizal Malna akan lebih kuat dalam novel. Keanehan dan pikiran-pikirannya yang pecah lebih ekspresif untuk format novel tulis Hudan. Akan tetapi, setidaknya, Afrizal Malna telah berhasil meliuk dari mata kanan Chairil yang diikuti Sapardi Djoko Damono, Goenawan Mohamad, dan para penyair bergenre liris lain maupun dari mata kiri Sutardji. Itulah kebaruan atau orisinalitas Malna. Kebaruan yang membawa semangat avant-gardis. Malna, bagi saya, sudah berhasil menerobos bangunan makna dan kanon puisi tanah air dengan pola-pola ungkap baru, dengan caranya sendiri; yang terkesan surealis, dadais, absurd, abstrak, sakit, hingga gila-gilaan.
Availability
10114 | 899.221.1 Mal k | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
899.221.1 Mal k
|
Publisher | Grasindo : Jakarta., 1999 |
Collation |
xi + 158hlm; 14x21cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
979-669-547-2
|
Classification |
899.221.1
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available