Ini merupakan perjalanan yang fantastik. Di bawah kami terletak lembah Zab yang paling-paling baru dikunjungi oleh empat orang Eropa, terhampar di sana dalam kegelapan penuh. Di sebelah kanan, warna merah darah cahaya obor penduduk Lizan membumbung ke Angkasa; di sebelah kiri, menyeberangi sungai Zab, cahaya lemah tersebar menunjukkan tempat kaum Kurdi membangun perkemahan; di atas kami, di dalam kegelapan, sang gunung mendongak ke surga. Di atas sana di antara batu karang, sang roh, yang masih membingungkan saya, terlepas dari kenyataan bahwa ia telah mengizinkan saya untuk mengenalnya, ada di kediamannya. Kami terus berkendara di atas kuda kami bermandikan kedipan lidah api aneh dan mengerikan dari obor kayu pinus. Kami terdiri dari seorang Arab dari Sahara seorang Inggris, seorang Kurdi, dua orang Nasarah dan seorang Jerman serta seorang tawanan di tengah-tengahnya. Petualangan Kara Ben Nemsi berlanjut seusai dia bersama Hajji Halef Omar dan Sir David Lindsay serta Sheik Haddedihn Mohammed Emin membebaskan putra sang Sheik Amad el Ghandur dari penjara Benteng Amadijah. Kini mereka tiba di jantung Pegunungan Kurdistan. Terjebak dalam pertikaian antara suku Kurdi Berwari yang Muslim dan suku Chaldani yang Kristen Nestorian. Bisakah Kara Ben nemsi dan kawan-kawannya lolos dari carut-marutnya pertempuran yang sudah di ambang pintu? Lantas siapa dan apa peran Roh Gua alias Ruh i' kulyan? Inilah kisah 1001 malam versi modern yang sambung-menyambung dan saling terkait tiada akhir. Apa saja yang dialami oleh seorang pengelana Barat ketika ia berpetualangan melintasi wilayah kekuasaan Padishah Turki pada 1870-an? Suatu saga panjang yang siap mengajak Anda berkelana ke pelosok-pelosok Dunia Timur dalam kisah yang ditulis selama tak kurang dari 7 tahun. Karl May adalah sang jawara dalam cerita petualangan. Kisah ini tak kalah seru dibanding serial Winnetou!