Perbincangan soal etika bisnis akan semakin mengemuka mengingat arus globalisasi semakin deras terasa. Globalisasi memberikan tatanan ekonomi baru dimana para pelaku bisnis dituntut melakukan bisnis secara fair. Bisnis yang dijalankan dengan melanggar prinsip-prinsip agama dan nilai-nilai etika seperti pemborosan, manipulasi, ketidakjujuran, monopoli, kolusi dan nepotisme cenderung tidak produktif dan menimbulkan inefisiensi. Manajemen yang tidak memperhatikan dan tidak menerapkan nilai-nilai agama (nilai-nilai moral), hanya berorientasi pada laba (tujuan) jangka pendek, tidak akan mampu survive dalam jangka panjang. Dari literature review dan juga hasil pengamatan sementara, terkesan adanya kesesuaian, walaupun tidak secara keseluruhan, hubungan antara praktik etika bisnis orang Cina dengan etika bisnis Islam. Hal ini menimbulkan asumsi atau anggapan bahwa nilai-nilai etika bisnis Islam secara sengaja atau tidak sengaja sebagian besar telah dipraktikkan secara konsisten nilai-nilai etika bisnis yang dimaksud.